Rutan Bima Memprihatinkan: Kapasitas 127 Orang, Dihuni 463 Warga Binaan

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

.

Rutan Bima Memprihatinkan: Kapasitas 127 Orang, Dihuni 463 Warga Binaan

Selasa, 02 Desember 2025

Bima,– Kondisi Rumah Tahanan (Rutan) Bima Kelas IIB kembali menjadi sorotan. Kepala Rutan Bima, Tajudinur, mengungkapkan bahwa bangunan rutan hingga kini masih memprihatinkan dan nyaris tidak mengalami perubahan sejak bertahun-tahun.


Tajudinur menyebut kapasitas ideal Rutan Bima sebenarnya hanya 127 orang, namun saat ini dihuni hingga 463 warga binaan. Jumlah itu terdiri dari 234 tahanan dan 299 narapidana, sehingga terjadi overkapasitas mencapai 364 orang.


“Overkapasitas ini sering naik turun setiap bulan, tergantung tingkat kriminalitas di Bima. Bahkan pernah mencapai 500 orang,” ujar Tajudinur, Selasa 2 Desember 2025.


Kondisi sesak tersebut membuat petugas harus melakukan berbagai penyesuaian, termasuk pengaturan ulang ruangan agar warga binaan tetap tertampung meski jauh dari layak. Mayoritas penghuni merupakan warga lokal Bima dengan kasus yang paling banyak didominasi tindak pidana narkoba.


Selain bangunan yang tidak memadai, kendala utama lainnya adalah keterbatasan lahan. Tajudinur berharap pemerintah daerah dapat menyiapkan atau membebaskan lahan baru sebagai langkah awal untuk pengajuan pembangunan lembaga pemasyarakatan (lapas) baru ke pemerintah pusat.


“Kami berharap ada dukungan penyediaan lahan agar pembangunan lapas baru bisa segera diusulkan ke pusat,” tegasnya.


Kondisi rutan yang jauh melampaui kapasitas ini kembali menegaskan kebutuhan mendesak pembenahan fasilitas pemasyarakatan di Kabupaten Bima.



Sementara itu, Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan Rutan Bima, A. Rahim menegaskan bahwa kondisi bangunan rutan saat ini sudah tidak mampu menampung jumlah warga binaan yang terus bertambah. Menurutnya, persoalan utama yang dihadapi adalah overkapasitas ekstrem yang membuat hampir seluruh ruang hunian berada di titik penuh.


“Bangunan yang ada sekarang sudah jauh dari memadai. Jumlah penghuni tidak sebanding dengan kapasitas ruang yang tersedia. Kami berupaya menjalankan pelayanan sesuai prosedur, tetapi kondisi gedung membuat semuanya serba terbatas,” ujar A. Rahim.


Ia menegaskan bahwa pembangunan rutan baru menjadi kebutuhan mendesak agar penanganan warga binaan dapat berjalan lebih baik dan teratur. “Kami sangat berharap ada langkah konkret dari pemerintah. Kondisi seperti ini tidak bisa dipertahankan terlalu lama,” katanya.


A. Rahim berharap pemerintah pusat maupun daerah dapat segera merealisasikan pembangunan rutan baru yang lebih layak dan proporsional dengan jumlah warga binaan yang terus meningkat. (Ags)