Bima, Suara Bima.- Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Bima membentuk 2 (dua) desa yaitu desa Punti dan Desa Kananta Kecamatan Soromandi sebagai desa Tangguh Bencana.
Pembentukan desa tangguh bencana ini dihadiri oleh Bupati Bima, Kalag BPBD, Sekretaris dan Para Kepala Bidang Pada BPBD Kabupaten Bima beserta staf, Camat Soromandi dan Para Kepala Desa, serta para relawan tangguh bencana yang berada di dua desa tersebut. Kegiatan ini berlangsung di aula desa kananta kecamatan soromandi Kabupaten Bima, Selasa 8 Oktober 2019.
Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE mengatakan, pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di dua desa tersebut merupakan strategi dalam upaya pengurangan Resiko Bencana (PRB) di wilayah Kabupaten Bima khususnya yang berada di dua desa tersebut.
Menurut Bupati bahwa, Ini merupakan strategi pengurangan Resiko Bencana oleh pemerintah dengan cara menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan bencana itu sendiri. Bahkan Pembentukan Destana ini akan membangun masyarakat yang sadar bencana, memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana.
"Hal ini penting, karena masyarakat juga mampu memulihkan diri dengan segera dari segala dampak bencana. Siap untuk selamat, tangguh, tanggap dan mandiri,” ungkap Bupati.
Lebih jelas kata Umi Dinda ( begitu sapaan beliau) menuturkan, destana merupakan salah satu perwujudan dari tanggung jawab pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana. Tujuannya adalah melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari dampak-dampak merugikan bencana.
Sehingga dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko bencana.
Selain kegiatan pembentukan Destana ini, juga dilakukan perekrutan para relawan yang ada di dua desa tersebut, sehingga dari perekrutan ini mereka akan siap dan tanggap bila terjadi bencana di dua desa tersebut.
Dinda berharap, hadirnya Destana di dua desa tersebut bisa menjadi langkah strategis dalam menumbuhkan kemandirian masyarakat untuk meningkatkan respon time penanganan, adanya partisipatif masyarakat yang kuat serta adanya upaya preventif melalui mitigasi non structural guna meminimalisir korban.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bima Aris Menandar, ST, MT juga menjelaskan, bahwa Destana merupakan desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana.
Untuk bisa menjadi Destana jelas dia, desa harus mampu memulihkan diri dengan cepat dari berbagai dampak bencana. Salah satu Desa bisa disebut mempunyai ketangguhan terhadap bencana, ketika desa tersebut memiliki kemampuan mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisasikan dirinya dengan segenap sumber daya yang dimiliki, untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi resiko bencana.
Sedangkan untuk menjadi Destana, harus melalui proses yang diantarannya harus memiliki Kader Destana.
"Kader Destana yang sudah dilatih, dibentuk dan ditetapkan, wajib memiliki tiga hal dasar, yakni harus mengenali segala potensi bencana yang ada diwilayahnya, harus terdepan ketika terjadi bencana diwilayahnya dan terdepan serta mampu secara mandiri melakukan proses pemulihan," ungkapnya
Kata Aris, adapun kegiatan yang dilakukan nantinya, yaitu dengan memberikan pelatihan tata cara penanganan bencana sehingga kejadian bencana dapat diminimalisir.
"Direncanakan kegiatan pelatihan ini akan dilangsungkan di Indoor dan Outdoor, dimana para relawan ini nantinya selain di berikan materi juga akan melakukan simulasi terkait dengan penanganan bencana dan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari mulai dari tanggal 8 s/d 10 Oktober 2019," imbuhnya (SB03)