Kabupaten
Bima,- Diseminasi secara daring menggunakan aplikasi zoom
meeting Panduan Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal (PGS-PL) bagi anak Balita
dan Sosialisasi program “Anakku Sehat dan Cerdas” Kabupaten Bima kerjasama Southeast Asia Ministers of
Education Organization (SEAMEO),
Regional Centre for Food and Nutrition (RECFON), Kementerian Kesehatan
RI, The Global Alliance for Imoprioved Nutrition (GAIN), Poltekkes Kemenkes
Mataram dan Pemerintah Kabupaten Bima berlangsug Selasa (6/04) di Aula Kantor
DP3AP2KB Kabupaten Bima.
Diseminasi yang mengundang
20 peserta tersebut turut dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Bima Hj. Rostiati
Dahlan S.Pd, Tim Konvergensi Stunting Kabupaten Bima dan Pejabat perangkat
daerah terkait.
Kepala Bappeda Provinsi NTB
Dr. Ir. H. Amry Rahkman, M.Si dalam arahannya mengatakan, merujuk pada Visi
Pembangunan Nasional, Presiden RI menekankan bahwa kemajuan Indonesia harus
dimotori oleh kemajuan sumber daya manusia (SDM) dan dijabarkan melalui beragam program
pemerintah.
Dikatakannya, saat
Kabupaten/kota di provinsi NTB masih
menghadapi permasalah gizi makro dan mikro, khususnya kejadian stunting pada
balita. Mengacu pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sebelumnya
dan akan dilaksanakan kembali pada tahun
2023, kita masih harus terus bekerja keras untuk memenuhi target RPJMD Provinsi NTB”.
Aspek lainnya yang perlu
menjadi perhatian lanjut H. Amry adalah persepsi tentang pangan yang mahal
harus dapat ditepis. Karena kalau kita identifikasi di sekitar kita banyak
pangan lokal bergizi dan berkualitas. Ini berarti bahwa terkait pangan dan gizi ini terdapat tantangan luas dalam konteks
pangan nasional yang perlu diterjemahkan
ke dalam pangan lokal dan daerah.
“Oleh karena itu perlu
dipahami pedoman gizi seimbang berbasis pangan lokal dan pemahaman tentang
pangan gizi panduan gizi seimbang perlu
terus didorong untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam upaya pencegahan
stunting”. Ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Bappeda
Kabupaten Bima yang wakili LKabid Perencanaan Sosial Budaya Raani Wahyuni ST, MT, M.Sc dalam sambutannya
memberikan apresiasi atas kebersamaan pihak
terkait dan adanya kesempatan kepada Kabupaten Bima untuk berbagi cerita
berkaitan dengan penanganan stunting.
Dikatakan Raani, aksi
konvergensi penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten Bima mengacu pada Peraturan Bupati Bima Nomor 37
Tahun 2019 Tentang Percepatan Penanganan Dan Pencegahan Stunting.
Regulasi ini selanjutnya
dijabarkan dalam Integrasi Program Kegiatan Prioritas Penanganan Stunting
Kedalam RKPD dan APBD melalui Musrenbang Kab dan Musrenbang Khusus Kelompok
Inklusif (Perempuan, Anak, Lansia dan Berkebutuhan Khusus. Ada dua intervensi
yang dilaksanakan yaitu “Intervensi Spesifik Melalui Gerakan Bersama Kabupaten
Bima Anti Stunting, Kekurangan Gizi Dan Anemia
(GEBRAK BIMANTIKA) .
Pendekatan lainnya adalah
intervensi sensitif lintas sektor. “Aksi
Konvergensi Penanganan dan Pencegahan Stunting di tingkat Kecamatan
dilaksanakan oleh Pembina Teknis Pemerintahan Desa (PTPD) melalui pembinaan dan
fasilitasi perencanaan, penganggaran pembangunan desa (Penyusunan RKPDes,
APBDes) yang selajan dengan arah dan kebijakan penanganan dan pencegahan
stunting Pemerintah Kabupaten.
Langkah strategis ini
berhasil menurunkan secara dignifikan angka stunting di kabupaten Bima dari 40.8
% pada tahun 2013 menjadi 24 41% pada 2020. Pada tahun 2020
juga telah dilakukan intervensi pada 30 desa lokus yang menyebar
pada 18 Kecamatan”. Terang Raani.
Diseminasi Panduan Gizi yang dipandu Irianto SKM, M.Kes/Poltekkes
Kemenkes Mataram ini juga menghadirkan Aziz Jati Nur Ananda M.Gz/ Perwakilan
SEAMEO yang memaparkan tema
“Pengembangan PAUD Holistik Integratif sebagai Upaya Penanggulangan Stunting di
Tingkat Kabupaten dalam kerangka “Anakku
Sehat & Cerdas” menjelaskan Konsep Pengembangan PAUD HI sebagai Upaya
Penanggulangan Stunting.
Diperlukan penguatan
komponen kesehatan, gizi, & Perawatan dengan kegiatan membawa bekal sehat
bergizi, pemberian makanan tambahan denganq penguatan panduan gizi seimbang
berbasis pangan lokal (PGS-PL), Praktik PHBS (cuci tangan, kebersihan kuku),
Pemantauan makanan bergizi (skor keberagaman pangan), Pengukuran berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala dan Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang
(DDTK)”.
Penguatan lainnya yang perlu
menjadi prioritas yaitu komponen
pengasuhan dengan kegiatan sesi edukasi orangtua (parenting) terkait topik
kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan dan lainnya”. Urai Aziz.
Sesi terakhir ditutup dengan
pembahasan rencana tindak lanjut diseminasi dan sosialisasi Panduan Gizi Seimbang Berbasis Pangan Lokal
(PGS-PL). (SB.K)