Komentar |
| Foto : Dedy SH, Kuasa hukum Muhammad Erwin |
Kabupaten Bima – Polemik laporan hukum yang diajukan Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Bima, Muhammad Erwin, kian jadi perbincangan hangat. Laporan tersebut dinilai sebagian pihak sebagai bentuk alergi terhadap kritik. Namun, kuasa hukum Erwin, Dedy SH, menegaskan tuduhan itu keliru besar.
Menurut Dedy, langkah kliennya melaporkan dugaan pencemaran nama baik sepenuhnya berlandaskan hukum yang sah, bahkan sejalan dengan Undang-Undang ITE terbaru dan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 105/PUU-XXII/2024.
“Klien kami melapor sebagai individu yang merasa kehormatannya dicemarkan, bukan sebagai pejabat publik. Itu justru sesuai dengan amar putusan MK. Pasal 27A UU ITE jelas melindungi setiap orang dari serangan fitnah di ruang digital,” tegas Dedy, Selasa (30/9).
Ia menambahkan, tuduhan yang dilayangkan terhadap Erwin disebarkan tanpa dasar melalui media elektronik sehingga memenuhi unsur delik formil. “Begitu ada perbuatan (actus reus), unsur pasalnya langsung terpenuhi. Secara formil maupun materil laporan ini sah dan berdiri kokoh di atas hukum,” katanya.
Dedy juga menepis keras anggapan bahwa laporan Erwin menabrak putusan MK. Ia menyebut anggapan itu lahir dari pembacaan setengah-setengah. “Banyak yang komentar tapi tidak membaca utuh putusan MK, hanya sepotong-sepotong. Pandangan itu keliru karena tidak menelaah ratio decidendi hingga amar putusan,” sindirnya.
Lebih jauh, ia menekankan pentingnya membedakan kritik dengan fitnah. “Kritik sah dan dilindungi. Tapi kalau tuduhan liar tanpa bukti dianggap kritik, itu berbahaya. Demokrasi akan rusak kalau fitnah dibiarkan hidup. Hukum hadir untuk memberi batas agar kebebasan tidak merampas hak orang lain,” jelasnya.
Dedy memastikan, Erwin tidak anti kritik. Justru, kata dia, pihaknya ingin ruang publik diisi oleh kritik yang sehat, bukan serangan personal yang merusak reputasi. “Kami akan kawal kasus ini lewat jalur konstitusional. Laporan ini adalah cara menjaga marwah hukum sekaligus menegakkan keadilan,” pungkasnya. (Red)