Keluarga Korban Pasien Diduga Malpraktek Minta Tanggungjawab Pihak RSUD Bima, Jika Tidak Akan Dilaporkan Polisi

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

.

Keluarga Korban Pasien Diduga Malpraktek Minta Tanggungjawab Pihak RSUD Bima, Jika Tidak Akan Dilaporkan Polisi

Selasa, 15 Oktober 2019
Isra bersama keluarga usai beraudensi dengan pihak RSUD Bima

Kota Bima, Suara Bima.- Siti Halimah (70) salah satu pasien di RSUD Bima. Ia merupakan korban diduga malpraktek setelah dirawat beberapa hari dan meninggal dunia. Isra yang merupakan anak dari Siti Halimah berencana akan melaporkan ke pihak kepolisian jika pihak rumah sakit setempat tidak bertanggungjawab terkait dengan kematian ibunya.

Rencana ingin melaporkan hal tersebut ke pihak Polisi, setelah dirinya bersama sanak keluarga mendatangi dan beraudensi bersama Direktur RSUD Bima serta para tim medis. Namun tak kunjung ada kepastian jawaban yang jelas dari pihak rumah sakit setempat. Karena korban meninggal setelah beberapa detik diberi suntikan oleh perawat. 

Isra menyampaikan kepada sejumlah wartawan agar pihak RSUD Bima mempertanggungjawabkan atas kematian ibunya. Sebab dari awal ibunya masuk rumah sakit dinilai banyak kelalaian yang dilakukan oleh perawat.

Ia menceritakan, dari awal ibunya masuk rumah sakit tingkah oknum perawat saat masuk ke ruangan tempat korban dirawat tidak membawa salam serta tidak menanyakan identitas pasien meskipun saat itu keluarga pasien ada.

Dijelaskannya, korban masuk di RSUD Bima pada Senin pagi pekan kemarin. Lalu pada Rabu malam diinapkan di ruangan VIP B. Sekitar pukul 22.00 WIB, salah seorang perawat masuk dan memeriksa. Namun pihak keluarga merasa ada keanehan. Oknum perawat tidak menanyakan identitas pasien saat melakukan pemeriksaan.

"Oknum perawat itu langsung suntik ibu saya hingga tiga kali suntikan," ungkap Isra didampingi suami dan keluarga, Senin (14/10)

Isra bingung dengan ulah oknum perawat yang menyuntik ibunya hingga tiga kali. Melihat itu, timbul keraguan dan langsung bertanya kepada perawa apa yang disuntik kepada ibunya tersebut. Perawat menjawab yang disuntik itu antibiotic untuk Paru-paru. Pada suntikan kedua antibiotic untuk lambung. Kemudian suntikan yang ketiga oknum perawat tidak menjelaskannya.

"Padahal saat suntikan yang kedua kali, orang tua saya masih tertidur," jelasnya.

Setelah suntikan ketiga, Isra mengaku ibunya langsung bangun dan mengeluh kondisinya yang tiba-tiba tidak enak dan kejang-kejang. Beberapa saat kemudian, ibundanya meninggal dunia. 

"Ini sangat janggal. Pihak RSUD harus bertanggungjawab dengan persoalan ini,” tuturnya.

Karena tidak mendatap jawaban yang pasti, Isra beserta keluarga akan melaporkan hal tersebut ke pihak Kepolisian. "Kami akan bawa masalah ini ke ranah hukum," tegasnya. 

Direktur RSUD Bima, drg H Ihsan usai pertemuan tertutup dengan keluarga korban langsung meninggalkan ruangan dan menuju masjid untuk melaksanakan sholat Dzuhur. Hingga beberapa wartawan menunggu sekitar setengah jam lamanya, direktur tak kunjung kembali.

Ketika dihubungi via seluler, Direktur belum bisa menjelaskan masalah tersebut. “Kita cek dulu. Nanti kita akan klarifikasi," jelasnya singkat. (SB.T)