Kota Bima,- Ada sebuah kisah seorang pasien mengidap penyakit. Pasien tersebut pergi kerumah sakit tujuannya tidak lain hanya ingin sembuh dan tidak ingin penyakitnya tersebut sering menghatui kehidupannya. Namun suatu ketika dirumah sakit, si pasien ini bertemu dengan seorang dokter yang notabenanya asli purta kelahiran daerah.
Karena ingin penyakitnya sembuh si pasien ini pun memberikan keterangan keluhan kepada dokter tersebut bahwa ia didiagnosa penyakit ganas dan harus dioperasi.
Ia mengungkapkan kepada dokter tersebut bahwa dirinya baru pertama kali akan dioperasi akibat penyakit tersebut, rasa takut menjadi kekhawatiran dirinya.
"Pak dokter saya takut sekali, ini operasi saya yang pertama kali," ungkap pasien
Dengan enteng dokter pun menjawab "Tenang saja ibu," ucapnya
Singkat cerita ternyata setelah diketahui dokter ini sudah lama bekerja tapi tidak memiliki keahlian dan pengalaman operasi, dia hanya duduk sebagai dokter cadangan.
Sontak saja pasien merasa kaget dan meminta agar tidak ditangani oleh dokter tersebut dan berusaha mencari dokter yang lain tapi memiliki pengalaman kerja dan keahlian.
"Saya nggak mau, saya mau cari dokter yang lain," ujar pasien ke dokter.
Disaat itu pula tiba-tiba datanglah seorang dokter muda dari Provinsi, dia baru menjabat 10 bulan didaerah tapi memiliki pengalaman dan ahli operasi. Kehadiran dokter tersebut banyak yang mengakui keahliannya bahkan tidak sedikit pasien yang terselamatkan.
Berangkat dari pengalam itu, mengulas dari cerita tersebut kata Ir. H. Mohammad Rum, MT bahwa pengalaman itu bukan cuma sekedar dibangku cadangan. Melainkan, jika melihat seseorang dari latar belakangnya tidak semestinya dilihat dari putra daerah lalu mengabaikan keselamatan pasiennya.
Begitupun dengan calon Wali Kota, dia harus memiliki pengalaman. Pengalaman itu dia pernah menduduki sebagai kepala daerah dan pasangan AMANAH lah yang pernah jadi Wali Kota.
"Bicara pengalaman, sepertinya dokter ini bukan kelahiran bima, nggak apa-apa yang penting pendidikan saya rakyat Bima," ujar Rum ibaratkan kisah dua dokter tersebut.
Rum menjelaskan bahwa saat menjabat Pj Wali Kota Bima ia memiliki jam terbang Mataram-Jakarta, karena sesuai dengan pengalamannya. Bahkan trobosan yang dia lakukan mampu melobi dan mendaptkan anggaran sebesar Rp. 1.2 Miliar untuk membangung 50 unit rumah layak huni di Kota Bima.
"Anggaran ini bukan dari anggaran APBD, tapi saya punya pengalaman hubungan baik dengan orang pusat. Karena kita dilahirkan diluar daerah itu punya hubungan luas," ucap Rum dihadapan warga Kelurahan Kendo Kecamatan Raba Kota Bima, Selasa 08 Oktober 2024 saat pelantikan tim pemenangan AMANAH. (SB01)